Hanya berharap apa yang saya lakukan bisa menjadi amalan baik untuk saya, bisa menjadi bermanfaat untuk orang lain.

Sabtu, 28 Maret 2009

1. BEKAS BOTOL AQUA



Mungkin sebagian dari kita mempunyai kebiasaan memakai dan memakai
ulang botol plastik (Aqua, VIT, etc) dan menaruhnya di mobil atau di
kantor. Kebiasaan ini t ida k baik, karena bahan plastic botol
(disebut juga sebagai polyethylene terephthalate or PET) yang
dipakai di botol2 ini mengandung zat2 karsinogen (atau DEHA). Botol
ini aman untuk dipakai 1-2 kali saja, jika anda ingin memakainya
lebih lama, t ida k boleh lebih dari seminggu, dan harus ditaruh di tempat yang jauh dari matahari.Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat karsinogen itu bisa masuk ke air yang kita minum.Lebih baik membeli botol air yang memang untuk dipakai ber-ulang2, jangan memakai botol plastik.


2. PENGGEMAR SATE
Kalau Anda makan sate, jangan lupa makan timun setelahnya. Karena
ketika kita makan sate sebetulnya ikut juga karbon dari hasil
pembakaran arang yang dapat menyebabkan kanker. Untuk itu kita punya
obatnya yaitu timun yang disarankan untuk dimakan setelah makan
sate. Karena sate mempunyai zat Karsinogen (penyebab kanker) tetapi
timun ternyata punya anti Karsinogen. Jadi jangan lupa makan timun
setelah makan sate.


3. UDANG DAN VITAMIN C
Jangan makan udang setelah Anda makan Vitamin C. Karena ini akan
menyebabkan keracunan dari racun Arsenik (As) yang merupakan proses
reaksi dari Udang dan Vitamin C di dalam tubuh dan berakibat keracunan yang fatal dalam hitungan jam.



4. MIE INSTAN
Untuk para penggemar mi instan, pastikan Anda punya selang waktu
paling tidak 3 (tiga) hari setelah Anda mengkonsumsi mi instan, jika
Anda akan mengkonsumsinya lagi, dari informasi kedokteran, ternyata
terdapat lilin yang melapisi mi instan. Itu sebabnya mengapa mi
instan tidak lengket satu sama lainnya ketika dimasak. Konsumsi mie
instan setiap hari akan meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkiti kanker. Seseorang, karena begitu sibuknya dalam berkarir
t ida k punya waktu lagi untuk memasak, sehingga diputuskannya untuk
mengkonsumsi mi instan setiap hari. Akhirnya dia menderita kanker.
Dokternya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena adanya lilin
dalam mi instan tersebut. Dokter tersebut mengatakan bahwa tubuh
kita memerlukan waktu lebih dari 2 (dua) hari untuk membersihkan lilin tersebut.


5. BAHAYA DIBALIK KEMASAN MAKANAN
Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita
konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar
bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai "pelindung" makanan.
Sebetulnya t ida k tepat begitu, tergantung jenis bahan kemasan.
Sebaiknya mulai sekarang Anda cermat memilik kemasan makanan.
Kemasan pada makanan mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan,
kemudahan, penyeragaman, promosi, dan informasi. Ada begitu banyak
bahan yang digunakan sebagai pengemas pri mer pada makanan, yaitu
kemasan yang bersentuhan langsung dengan makanan.Tetapi tidak semua
bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya.

Inilah ranking teratas bahan kemasan makanan yang perlu Anda
waspadai.

A. Kertas.
Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah)
yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi
mengandung timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Di dalam
tubuh manusia, timbal masuk melalui saluran pernapasan atau
pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke
berbagai jaringan lain, seperti: ginjal, hati, otak, saraf dan
tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3
P, yaitu pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan).
Keracunan yang terjadipun bisa bersifat kronis dan akut. Untuk
terhindar dari makanan yang terkontaminasi logam berat timbal,
memang susah-susah gampang. Banyak makanan jajan an seperti pisang
goreng, tahu goreng dan tempe goreng yang dibungkus dengan koran
karena pengetahuan yang kurang dari si penjual, padahal bahan yang
panas dan berlemak mempermudah berpindahnya timbal makanan tsb. Sebagai usaha pencegahan, taruhlah makanan jajanan tersebut di atas
piring.

B.Styrofoam
Bahan pengemas styrofoam atau polysty rene telah menjadi salah satu
pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan. Tetapi, riset
terkini membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam
yang dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis pangan
karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya
saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan
panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan
kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman,
serta ringan. Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah
Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat
berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC),
yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem
endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.


Semoga kita bisa lebih selektif dalam hidup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar